Referensi
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PAI MELALUI PEMBELAJARAN TIPE ACTIVE KNOWLEDGE SHARING PADA MURID KELAS V SD NEGERI LALOMBONDA KECAMATAN LALONGGASUMEETO KABUPATEN KONAWE
Herlina, (2012) Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Melalui Pembelajaran Tipe Active Knowledge Sharing Pada Murid Kelas V SD Negeri Lalombonda Kecamatan Lalonggasumeeto Kabupaten Konawe
(dibimbing oleh Dra. Hj. St. Kuraedah, M.Ag).
Skripsi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini bertujuan untuk melakukan perbaikan pembelajaran di kelas, sebagaimana rumusan masalah, apakah dengan menggunakan Pembelajaran Tipe Active Knowledge Sharing dapat meningkatkan hasil belajar murid kelas V SD Negeri Lalombonda Kecamatan Lalonggasumeeto Kabupaten Konawe ?. Subyek penelitian ini adalah murid kelas V SD Negeri Lalombonda Kecamatan Lalonggasumeeto Kabupaten Konawe Tahun Pembelajaran 2012/2013 yang berjumlah 16 murid, penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober 2012, atau semenjak proposal penelitian diterima. Prosedur pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini meliputi empat tahapan, yaitu : perencanaan (planning); pelaksanaan tindakan (action); observasi dan evaluasi (observation and evaluation); dan refleksi (reflection).
Penelitian ini dilaksanakan selama dua siklus dengan dua kali pertemuan persiklusnya. Sumber data dalam penelitian ini adalah guru dan murid sedangkan tehnik pengumpulan data, meliputi data kuantitatif berupa hasil dan prestasi belajar murid yang diperoleh dari tes atau evaluasi, dan data kualitatif yang kemudian dikuantitatifkan mengenai proses dan aktifitas guru serta murid dalam pembelajaran yang diperoleh melalui lembar observasi yang dilakukan oleh guru kelas V (observer).
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar PAI melalui Pembelajaran Tipe Active Knowledge Sharing dapat ditingkatkan. Hasil tes awal murid sebelum menggunakan pembelajaran Tipe Active Knowledge Sharing adalah rata-rata 59 dengan ketuntasan 37,5% atau 6 murid tuntas dari 16 murid pada siklus I nilai rata-rata 74,13 ketuntasan belajar 62,5% atau 10 murid tuntas meningkat sebesar 25% dari ketuntasan tes awal, dan pada siklus II ketuntasan belajar murid adalah 14 dari 16 murid atau 87,5% dengan nilai rata-rata 80,5 mengalami peningkatan 25% dari ketuntasan siklus I dan 50% dari ketuntasan tes awal.
Sedangkan hasil observasi aktifitas guru dan murid pada siklus I pertemuan pertama aktifitas guru hanya mencapai 61,54% dan pertemuan kedua 76,92%, murid pada pertemuan pertama hanya 55,55% dan pertemuan kedua 61,11%, sedangkan pada siklus II aktifitas guru mencapai 89,74% pada pertemuan pertama dan 94,87% pada pertemuan kedua, aktifitas murid mencapai 77,78% pertemuan pertama dan 88,89% pada pertemuan kedua siklus II. Dari data-data yang dihasilkan menunjukkan bahwa target yang dirancang telah tercapai yaitu dikatakan tuntas secara individu apabila murid yang mendapat nilai minimal 70 dan ketuntasan klasikal mencapai 85%, dan pelaksanaan pembelajaran dikatakan berhasil apabila aktifitas guru dan murid mencapai minimal 80% keterlaksanaan.
Tidak tersedia versi lain