Fak. Ushuluddin
STRATEGI BIMBINGAN QIRA’AT SAB’AH PADA LEMBAGA PENGAJIAN NURUL JIHAD DI DESA WATUNGGARANDU KECAMATAN LALONGGASUMEETO KABUPATEN KONAWE
ABSTRAK
Nama Penyusun : Musdalipawati.
NIM : 12030102011
Judul Skripsi : Strategi Bimbingan Qira’at Sab’ah Pada Lembaga Pengajian
Nurul Jihad di Desa Watunggarandu Kecamatan
Lalonggasumeeto Kabupaten Konawe
(Dibimbing oleh Ibu Fatirawahidah dan Bapak Aminudin)
Penulisan penelitian ini adalah bagaimana Strategi Lembaga Pengajian Nurul
Jihad dalam memberikan bimbingan Qira’at Sab’ah dan faktor-faktor apa yang
menjadi pendukung dan penghambat dalam memberikan bimbingan Qira’at Sab’ah
para santri. Pada hakekatnya pemberian bimbingan Qira’at Sab’ah tidak lepas dari
strateginya serta para pembimbing, santri, para orang tua dan masyarakat di wilayah
penelitian.
Jenis penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Adapun teknik pengumpulan
data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis
data yang digunakan adalah model analisis interaktif yakni reduksi data, penyajian
data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Dan pengecekan keabsahan data
menggunakan teknik trianggulasi teknik, sumber dan waktu.
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa Lembaga Pengajian
Nurul Jihad menggunakan strategi dalam bimbingan Qira’at Sab’ah yakni
dengan 3 metode yang baik bagi para santrinya: 1. Metode jibril 2. Metode
sorogan 3. Metode muzakkaroh. Hal itu terbukti dengan banyaknya prestasi
yang diraih. Dalam memberikan bimbingan, para pembimbing Lembaga
Pengajian tetap berpegang teguh terhadap materi yang telah ada, strategi
dalam memberikan Bimbingan dan kegiatan-kegiatan yang menunjang dalam
bimbingan al-Qur’an. Dalam melaksanakan bimbingan tersebut pihak
Lembaga Pengajian juga menghadapi beberapa faktor yakni faktor
pendukung seperti 1. Dukungan orang tua santri dan pembimbing, 2. Adanya
motivasi dari santri itu sendiri. 3. Santri mudah mendapatkan materil.
Sedangkan faktor penghambatnya adalaha. 1. Waktu bimbingan hanya 30
menit, 2. Tidak adanya sistem kelas untuk membedakan tingkatan bacaan. 3
Kurangnya perhatian dan tingkat kelancaran, serta kefasihan santri dalam
bacaan al-Qur’an.
Tidak tersedia versi lain