Referensi
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MATERI PUASA RAMADHAN MELALUI PENERAPAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS V SDN 1 LAMPEAPI KECAMATAN WAWONII TENGAH KABEPATEN KONAWE
Salah satu masalah yang cukup penting untuk ditelaah adalah rendahnya motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan hal ini terlihat pada sekolah-sekolah dasar di daerah terpencil seperti halnya di SD Negeri 1 Lampeapi. Keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran seperti alat bantu dalam proses pembelajaran Agama Islam, metode pembelajaran yang juga cenderung monoton, memberi kontribusi yang signifikan terhadap rendahnya motivasi siswa. Untuk itu, peneliti mencoba menerapkan salah satu metode pembelajaran aktif yang menjadikan siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga peneliti mengambil judul penelitian “Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam pada Materi Puasa Ramadhan melalui Penerapan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada siswa kelas V SD Negeri 1 Lampeapi Kecamatan Wawonii Tengah Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara”.
Identifikasi dalam penelitian ini adalah motivasi murid kelas V SD Negeri 1 Lampeapi Kec. Wawonii Tengah Kab. Konawe rendahnya motivasi murid dalam mengikuti proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam, karena metode yang diterapkan oleh guru cenderung monoton dan tidak menarik serta tidak mengembangkan motivasi belajar.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas yang dicirikan dengan istilah siklus. Peneliti berperan sebagai guru yang menerapkan secara langsung metode Contextual Teaching and Learning (CTL) dan guru bidang studi Pendidikan Agama Islam sebagai pengamat, penelitian dilakukan sebanyak 2 siklus.
Pelaksanaan metode Contextual Teaching and Learning (CTL) pada bidang studi Pendidikan Agama Islam di kelas V SD Negeri 1 Lampeapi berjalan sesuai dengan prosedur metode tersebut, pada pertemuan siklus I persentase aktifitas siswa yang masuk dalam kategori sangat aktif dan aktif sebesar 41% sedangkan untuk siswa yang masuk dalam kategori kurang aktif dan tidak aktif sebesar 59%. Kemudian pada pertemuan siklus II mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan hasil analisis aktivitas siswa kepada siklus I, pada siklus II ini siswa yang berada pada kategori sangat aktif dan aktif sebesar 82% dan siswa yang berada pada kategori kurang aktif dan tidak aktif sebesar 12%.
Tidak tersedia versi lain