Referensi
KESULITAN ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK (STUDI KASUS) DI DESA KASUMEIA KECAMATAN ONEMBUTE KABUPATEN KONAWE
Abstrak
Rohayani, 08010101049. Kesulitan Orang Tua dalam Meningkatkan Pendidikan Agama Islam Anak (Studi Kasus)di Desa Kasumeia Kecamatan Onembute Kabupaten Konawe (Dibimbing Oleh: Drs. Pairin, MA. Dan Dra. Marlina Gazali, M.Pd.I)
Skripsi ini membahas tentang Kesulitan Orang Tua dalam meningkatkan pendidikan Agama Islam, dengan rumusan masalah sebagai berikut: Bagaimana bentuk kesulitan orang tua? Faktor apa yang menyebabkan? Dan bagaimana upaya untuk mengatasinya?
Untuk menjawab masalah di atas, penulis menggunakan penelitian lapangan. Teknik pengambilan sampel yang kami gunakan dalam penelitian ini adalah purpisive sampling didalam peneliti menunjukan sampel yang akan dijadikan sebagai informan penelitian dan para informan yang ditunjuk, mereka terdiri dari keluarga yang pernah mengalami kesulitan dalam peningkatan pendidikan khusunnya pendidikan agama Islam, keluarga yang sedang ada dalam situasi ini dan sanak sodara atau tetangga dari kelaurga yang kesulitan dalam peningkatan pendidikan. Data diperoleh melalui metode wawancara, dokumentasi, dan kemudian dianalisis melalui metode kualitatif, sehingga penulis dapat menjawab pernyataan-pernyataan dengan menggunakan penalaran atau rasio.
Hasil penelitian menunjukan bahwa di Desa Kasumeia yang sebagaian besar penduduk bermata pencaharian sebagai pembuat batu merah dan petani sawah maka kesibukan yang mereka alami sangatlah banyak dan mereka tidak mempunyai waktu untuk memberikan arahan pemahaman tentang agama kepada anak mereka dirumah seperti yang terjadi pada 20 keluarga yang ada di Desa Kasumeia. Proses pendidikan anak-anak yang dilakukan oleh orang tua hanyalah perintah dari keluarga untuk pergi mengaji. Faktor-faktor yang menjadi kendala bagi keluarga yang merasa kesulitan dalam meningkatkan pendidikan adalah kurangnya pemahaman keluarga tentang pendidikan agama, kurang waktu (kesibukan) orang tua dengan pekerjaannya dalam hal ini sebagai pembuat batu merah yang membutuhkan tenaga ekstra dan ketelatenan dan keuletan sehingga orang tua tidak mempunyai waktu baik untuk memberikan bimbingan, arahan kepada anak didiknya sehingga hal ini mengakibatkan pendidikan khususnya agama pada anak di rumah terbengkalai, kemudian kurangnya penghasilan orang tua sehingga sulit untuk melanjutkan pendidikan kejenjang lebih tinggi, dan juga sarana pendidikan seperti SD, SMP, atau SMA di desa kasumeia yang belum tersedia, sehingga anak-anak di Desa Kasumeia dalam meningkatkan pendidikan harus menempuh jarak yang lumayan jauh, ditambah lagi pendidikan dalam hal ini guru yang masih sangat kurang.
Tidak tersedia versi lain