Referensi
PERANAN GURU BK (BIMBINGAN KONSELING) DALAM MENYIKAPI KRISIS AKHLAK SISWA DI SMA NEGERI 1 KULISUSU KABUPATEN BUTON UTARA
Banyak faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlak siswa, di antaranya adalah pembinaan guru bimbingan dan konseling. Dalam hal ini penulis tertarik untuk menjelaskan secara ilmiah melalui suatu penulisan Peranan Guru BK (Bimbingan Konseling) dalam menyikapi Krisis Akhlak Siswa di SMAN 1 Kulisusu Kabupaten Buton Utara. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan Peranan Guru BK (Bimbingan Konseling) dalam menyikapi Krisis Akhlak Siswa di SMAN 1 Kulisusu dan menjelaskan upaya-upaya yang dilakukan dalam meningkatkan peranan guru BK terhadap akhlak siswa .
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang akan mengungkapkan secara deskriptif fenomena-fenomena Peranan Guru BK (Bimbingan Konseling) dalam menyikapi Krisis Akhlak Siswa di SMAN 1 Kulisusu Kabupaten Buton Utara. Teknik pengumpulan data dalam penulisan ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa bentuk krisis akhlak siswa di SMAN 1 Kulisusu adalah melawan guru, mengganggu teman, datang terlambat, merokok, bolos sekolah, keluar malam hingga larut bahkan sampai pagi. Selanjutnya bentuk BK di SMAN 1 Kulisusu dilakukan dalam berbagai bentuk yakni pendidikan bimbingan belajar kepada siswa, bimbingan pribadi, , melakukan kerja sama antar sesama guru dan orang tua siswa untuk lebih mengantisipasi krisis akhlak siswa dan layanan bimbingan konseling dilakukan secara terus menerus. Guru BK sangat berperan dalam menyikapi krisis akhlak siswa di SMAN 1 Kulisusu Kabupaten Buton Utara sebagai berikut; Peran guru BK dengan penerapan fungsi pemahaman kepada siswa, Peran guru BK dengan penerapan fungsi pencegahan kepada siswa, dan Peran guru BK dengan penerapan fungsi pengentasan kepada siswa.
Hasil penelitian ini menunjukan peranan guru BK (bimbingan konseling) efektif dalam menyikapi krisis akhlak siswa. Hasil penelitian ini dapat memberikan implikasi strategis dalam pembentukan akhlak siswa, lewat upaya pembinaan, pembimbingan dan pemecahan masalah siswa. Berdasarkan hasil penelitian bahwa telah ada penurunan jumlah pelanggaran. Dengan kata lain guru BK berperan dalam penanganan kasus pelanggaran norma sekolah. Dari 38 kasus siswa yang bolos sekolah diantaranya ada 27 kasus yang teratasi. Begitu pula dengan kasus melawan guru dari 9 kasus keseluruhan kasus terselesaikan. Sedangkan siswa yang mengganggu teman/ berkelahi, dari 14 kasus diantaranya 12 kasus terselesaikan. Dengan demikian dapat dipahami bahwa guru BK berperan dalam mengatasi krisis akhlak atau pelanggaran norma sekolah
Tidak tersedia versi lain